Sabtu, 01 Oktober 2011

00:00 am (part 5)

i, karena kau belum pernah mengalaminya.

Suara itu hampir menyerupai teriakan dan jeritan saat aku berdiri di depan pintu sebuah ruangan. Aku membuka peta dan membaca label ruangan itu. 'Ruangan Terkunci'. Apa maksudnya?

Aku menyorotkan senter dan memutar pegangan pintu.

Cklek!

Pintu terbuka.

Dan pada saat itu juga senterku jatuh dan pecah. Ruangan menjadi sangat gelap.

Suara-suara itu berhenti. Dan tiba-tiba aku melihat sosok bercahaya datang.

Aku menggigit bibir bagian bawahku.
Perlahan aku maju.
Maju.
Dan sosok bercahaya itu mendekat.
Dekat.
Dekat.
Dan akhirnya dekat sekali.

Dan sekarang aku dapat melihat sosok bercahaya itu dengan jelas.
Wanita muda yang cantik.

"Hey," ujarnya ramah.
"..Hey?" jawabku ragu.
"Kau ingin ikut denganku atau kau ingin tersiksa dengan mencari orang tua yang bahkan kau tak mengenalnya?" tanyanya.
Aku melihat binar ketulusan di matanya.

Lalu tiba-tiba ada sebuah teriakan. "JANGAN! JANGAN TURUTI IA! AKU AKAN MENGIRIMKANMU CAHAYA!"

Dan ruangan ini menjadi terang. Tapi itu hanya beberapa detik, ruangan pun menjadi gelap lagi.
Walau begitu aku dapat melihatnya.

Sosok bercahaya ini--wanita muda ini--di saat ruangan terang tadi berubah menjadi sangat mengerikan.
Ia hanya mempunyai satu mata yang normal, mata satunya lagi bola matanya keluar dan menggantung di pipi dengan satu syaraf tersisa yang menahannya agar tidak jatuh. Wajahnya keriput dan terlihat membusuk. Jari indahnya, di saat terang menjadi jari-jari dengan kulit terkoyak dimana-mana. Rambutnya panjang hingga kaki, abu-abu dan awut-awutan. Bibirnya yang putih pucat dihiasi darah hitam pekat yang menetes-netes. Air liur tampak menggantung dari dalam mulutnya sampai dada. Ia tampak seperti mayat hidup.

Tapi saat gelap, ia menjadi wanita yang sangat cantik.

"Jadi bagaimana?" tanyanya sambil tersenyum.
"Eh? A.. Aku," glek. Bagaimana ini?
"Aku akan menyelamatkan orangtuaku," ucapku.

Wanita itu tampak sangat marah. Ia terbatuk-batuk. Dan beberapa saat kemudian ia telah menjelma menjadi sosok saat ruangan terang.

"Jadi kau akan melawanku?" tanyanya. Ia memegang bola matanya yang ada di pipi dan menempelkannya ke rongga mata. Tapi bola mata itu kembali jatuh ke pipi dengan menjijikkan.

"Kau darah ke-13, artinya kau keturunan ke-13. Lahir tengah malam. Darahmu kuat. Cukup kuat untuk membalaskan dendamku," ujarnya. Saat ia berkata begitu, dapat kulihat gusinya yang tak teratur dan giginya yang berhias liur menyerupai sarang laba-laba.
"Kau siapa?" tanyaku.
"Aku? AKU? Kau tanya siapa aku? Aku, Jwarla, ratu kegelapan, yang pernah dikurung oleh klan Midnight, yang sekarang bebas, yang mengurung orang tua-orang tua klan Midnight dengan sihir!" ujarnya lalu tertawa melengking.

Aku berlari ke arahnya dan memukul dengan sebisaku. Ia tertawa dan menerjang ke arahku.
Aku terhempas ke belakang. Berdiri dengan sempoyongan, aku balas menerjang.
Ia mencekikku dan melemparkan tubuhku ke sisi ruangan.
Aku merasa pusing. Tapi aku dapat melihat samar-samar kerlipan benda mengkilat di lantai.

Pecahan kaca senter.

Jwarla bersiap menerjangku lagi. Aku merangkak menuju pecahan kaca senter.

Bats!
Darah membuncah dari sosok Jwarla yang bercahaya. Darah hitam pekat.

Aku menghela napas. Ia telah mati, atau setidaknya, semoga ia telah mati.

"Aku harus bagaimana?" tanyaku. Aku tak tahu bertanya ke siapa. Ke orang yang membuat ruangan ini terang, mungkin.

Aku melangkahkan kaki, melewati mayat Jwarla, dan terus melangkah.

Dan tiba-tiba ada yang menyerangku dari belakang.

Bats!














___________

Epilog

Sudah 22 jam lamanya terdapat sesosok gadis yang terkapar di lantai dengan darah menggenang.
Di sebelahnya terdapat seorang laki-laki dan perempuan--orangtuanya--terkapar di lantai dengan raga pucat dan dingin, walau tak ada setetes pun darah yang keluar.

Gadis itu belum mati. Nadinya masih berdenyut. Kulitnya masih hangat. Namun ia tak kunjung bangun.


Tapi tiba-tiba nadinya berhenti berdenyut. Kulitnya mendingin. Tepat saat waktu menunjukkan 00:00 am.


___________

END. 



hehe, aku nge share cerita ini, buat kalian. thanks banget yang udah baca ;)
ini cerita bukan karanganku. Karangan temen aku. hehe ;) thanks banget yang udah baca cerita ini ^_^


Met Baca ya! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar